PMS Dairi Serahkan Telur Paskah ke GBKP Sigalingging dan GBKP Kampung Karo

PMS - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pemuda Merga Silima (PMS) Kabupaten Dairi Robert Hendra Ginting, AP, M.Si menyerahkan 100 butir telur untuk perayaan Paskah ke Gereja GBKP Sigalingging Kecamatan Parbuluan. Beberapa pengurus DPD PMS Dairi ikut mendampingi Wakil Ketua Yosua Perdamenta Bangun, SH dan Wakil Ketua Emanuel Sinuraya, SP juga Satgas PMS Dairi Charles Sembiring dan Sakaria Ginting. Hadir juga Ketua PMS Kecamatan Parbuluan Damaris Barus dan Ketua Harian Karyawan Surbakti.... 

Menurut Ketua DPD PMS Dairi, ini adalah pemberian telur Paskah di Gereja ketiga dimana sebelumnya pemberian telur Paskah di Gereja Khatolik Sidikalang sebanyak 200 telur Paskah dan Gereja GBKP Kampung Karo Sidikalang sebanyak 100 telur Paskah. 

Ia menambahkan untuk hari sabtu 19 April 2025 juga akan di sampaikan telur Paskah sebanyak 200 butir  masing-masing untuk Gereja GKPPD Sidikalang dan juga ke GBKP Sidikalang. 

Robert Ginting juga menambahkan pada Hari Minggu 20 April 2025 sekitar jam 8.00 WIB akan dilakukan pemberian 200 telur Paskah gratis masyarakat yang lewat di depan GBKP Sidikalang.  Total keseluruhan 1.000 telur Paskah dibagikan oleh PMS Kabupaten Dairi.

Ketua PMS Dairi menyampaikan bahwa pemberian telur Paskah gratis ini adalah ungkapan syukur dan ikut berbahagia dengan umat Kristiani yang merayakan Paskah. 

Sementara itu perwakilan dari Gereja yang mendapatkan telur Paskah ini mengucapkan terimakasih atas kepedulian PMS Dairi dan turut berdoa semoga PMS Dairi lebih banyak lagi berbuat baik kepada siapapun. 

Dilansir situs History, dekorasi telur diyakini berasal dari setidaknya abad ke-13. Telur dianggap sebagai simbol kuno kehidupan baru dan dikaitkan dengan festival pagan yang merayakan musim semi. 

Dari sudut pandang Kristen, telur Paskah disebut mewakili kebangkitan dan kebangkitan Yesus dari kubur. Mendekorasi telur untuk Paskah adalah tradisi yang sudah ada setidaknya sejak abad ke-13. 

Ada yang menyebutkan bahwa dulunya telur merupakan makanan yang dilarang selama masa Prapaskah, sehingga orang akan melukis dan menghiasnya untuk menandai berakhirnya masa penebusan dosa dan puasa, kemudian memakannya